PHK Mulai Melanda Perusahaan Komponen Mobil di Indonesia

PHK Mulai Melanda Perusahaan Komponen Mobil di Indonesia

0 0
Read Time:3 Minute, 44 Second

PHK mulai melanda perusahaan komponen mobil di Indonesia akibat penurunan penjualan dan tekanan impor mobil listrik. Simak dampaknya terhadap industri otomotif lokal. Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan berat. Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai melanda perusahaan komponen mobil yang menjadi bagian rantai pasok pabrikan otomotif. Fenomena ini terjadi sejak pertengahan 2025, terutama di wilayah industri seperti Jakarta dan sekitarnya. Penyebab utamanya adalah penurunan penjualan mobil domestik serta meningkatnya impor kendaraan listrik. Bagaimana krisis ini berdampak pada industri lokal, dan apa solusi yang diusulkan?

Baca juga: Harga Baru Toyota Voxy September 2025: Pilihan MPV Premium yang Menggoda

Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK

Penurunan penjualan mobil di Indonesia menjadi pemicu utama gelombang PHK di perusahaan komponen mobil. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) pada Januari–Juli 2025 hanya mencapai 435.390 unit, turun 10,1% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan pasar otomotif yang terus menyusut, memengaruhi permintaan komponen lokal.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, menyatakan bahwa penurunan volume penjualan ini langsung berdampak pada rantai pasok. “Perusahaan komponen mengeluhkan penurunan supply karena pasar domestik lesu,” ungkapnya dalam diskusi di Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada 25 Agustus 2025. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa melakukan PHK karena tidak mampu mempertahankan operasional dengan volume produksi yang rendah.

Tekanan Impor Mobil Listrik Mengancam Industri Lokal

Selain penurunan penjualan, impor mobil listrik menjadi ancaman serius bagi industri komponen lokal. Hingga Juli 2025, pangsa pasar kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) telah mencapai hampir 10%, tepatnya 9,8%. Namun, mayoritas mobil listrik yang dijual di Indonesia masih diimpor secara utuh (CBU), bukan diproduksi lokal. Hal ini mengurangi kebutuhan akan komponen lokal yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi.

Kukuh menegaskan, “Impor mobil listrik dengan TKDN rendah mengganggu keseimbangan industri dalam negeri.” Kebijakan insentif pemerintah untuk impor mobil listrik, yang dimaksudkan untuk mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan, justru dinilai merugikan pelaku industri lokal yang telah berinvestasi besar. Akibatnya, perusahaan komponen mobil menghadapi tekanan ganda: penurunan permintaan dan persaingan harga dengan produk impor.

Dampak pada Rantai Pasok Komponen

Gelombang PHK mulai melanda perusahaan komponen mobil karena berkurangnya pesanan dari pabrikan. Meskipun Gaikindo belum merilis angka pasti jumlah pekerja yang terkena PHK, Kukuh menyebutkan bahwa banyak perusahaan melaporkan kesulitan operasional. “Jika volume penjualan terus menurun, supply komponen juga ikut terdampak, dan PHK menjadi langkah terakhir,” jelasnya.

Namun, beberapa perusahaan masih mampu bertahan berkat ekspor komponen ke pasar internasional. Ekspor menjadi penyelamat sementara, tetapi tidak cukup untuk menutupi kerugian akibat pasar domestik yang lesu. Data Gaikindo menunjukkan bahwa ekspor komponen mobil pada 2024 mencapai 153 juta unit, meskipun ekspor mobil dalam bentuk CKD (terurai) turun 29,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Polemik Insentif Mobil Listrik

Kebijakan insentif untuk impor mobil listrik memicu polemik di kalangan pelaku industri. Di satu sisi, insentif ini mendorong penetrasi kendaraan listrik di Indonesia, sejalan dengan target pemerintah mencapai emisi nol bersih. Namun, di sisi lain, kebijakan ini dinilai melemahkan daya saing industri otomotif lokal. “Kandungan lokal tinggi tertekan, sementara mobil listrik impor dengan TKDN rendah justru meningkat,” kata Kukuh.

Pemerintah berencana mengakhiri insentif untuk mobil listrik CBU pada 31 Desember 2025. Langkah ini diharapkan dapat mendorong produksi lokal dan mengurangi tekanan pada rantai pasok komponen. Namun, pelaku industri menyerukan kebijakan yang lebih seimbang untuk melindungi investasi lokal tanpa menghambat perkembangan teknologi kendaraan listrik.

Upaya Mengatasi Krisis

Untuk mengatasi krisis ini, Gaikindo mengusulkan beberapa langkah strategis. Pertama, pemerintah perlu memperketat regulasi impor mobil listrik sambil mendorong investasi dalam produksi lokal. Kedua, peningkatan TKDN pada kendaraan listrik harus menjadi prioritas untuk memperkuat rantai pasok domestik. Terakhir, dukungan untuk ekspor komponen perlu ditingkatkan agar perusahaan lokal tetap kompetitif di pasar global.

Baca juga: Prakiraan Penjualan Mobil Global Agustus 2025: Pertumbuhan Melambat namun Stabil

Beberapa perusahaan, seperti Wuling dan Xpeng, telah memulai produksi lokal untuk kendaraan listrik di Indonesia. Wuling, misalnya, telah memproduksi lebih dari 165.000 unit kendaraan hingga Juli 2025, termasuk model listrik seperti Air EV dan Binguo EV. Sementara itu, Xpeng mulai merakit model X9 di Purwakarta, dengan janji transfer teknologi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal.

Penutup

PHK mulai melanda perusahaan komponen mobil di Indonesia akibat penurunan penjualan domestik dan tekanan impor mobil listrik. Industri otomotif lokal menghadapi tantangan besar untuk tetap bersaing, terutama dengan rendahnya TKDN pada kendaraan listrik impor. Meskipun ekspor menjadi penyelamat sementara, kebijakan yang lebih seimbang dan dorongan untuk produksi lokal menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan industri. Ke depan, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri akan menentukan apakah Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pusat produksi otomotif di kawasan Asia Tenggara.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

More From Author

Harga Baru Toyota Voxy September 2025: Pilihan MPV Premium yang Menggoda

Hindari Tarif Uni Eropa BYD Akan Produksi Semua Model Eropa Secara Lokal pada 2028

Hindari Tarif Uni Eropa BYD Akan Produksi Semua Model Eropa Secara Lokal pada 2028

RSS indolife

  • Imbauan Viral: Pasang Stiker Tolak Tot Tot Wuk Wuk untuk Atasi Gangguan Lalu Lintas
    Imbauan pasang stiker tolak tot tot wuk wuk ramai dibicarakan. Desain sederhana ini menyerukan stop strobo dan sirine ilegal, didukung mantan duta besar dan Polri. Simak detailnya di sini. Kampanye pasang stiker tolak tot tot wuk wuk kini menjadi sorotan di media sosial. Inisiatif ini muncul untuk menentang penggunaan suara strobo dan rotator ilegal yang […]
  • Denza N9 Resmi Meluncur: SUV PHEV Mewah dengan Harga Mulai Rp 900 Juta
    Denza N9 mencuri perhatian di pasar otomotif global dengan peluncurannya yang baru-baru ini. SUV plug-in hybrid (PHEV) premium ini menawarkan dimensi lebih besar, performa superior, dan kenyamanan mewah. Dengan harga mulai dari Rp 900 juta, Denza N9 menargetkan konsumen kelas atas yang mencari kendaraan ramah lingkungan tanpa mengorbankan kekuatan. Peluncuran model 2026 ini menandai komitmen […]
  • Ducati Diavel V4 RS: Cruiser Santai Berbalut Mesin Panigale yang Buas
    Indolife – Ducati Diavel V4 RS hadir sebagai varian paling bertenaga di lineup Diavel, menggabungkan gaya cruiser santai dengan mesin Desmosedici Stradale dari Panigale. Model ini tawarkan 182 tenaga kuda, akselerasi 0-100 km/jam dalam 2,5 detik, serta fitur canggih seperti mode Race baru. Temukan detail lengkap spesifikasi, desain, dan performa motor premium Ducati ini untuk […]